Cerita Tentang Kamu. Dan Hal-hal yang Tak Terlisankan.

 
 Lima – Peru, 27 Oktober 2015 [00:07am]

Saya melintas setengah lingkar bumi dalam empat puluh jam terakhir! 

Dan masih belum percaya bahwa saya baru saja menggenapkan daftar penerbangan tergila saya; Afrika ke Latin Amerika! Dari Atlantis ke Pasifik, transit di empat negara, saya bisa memberimu hipotesa baru tentang cara menilai sebuah bandara dari empuknya jejeran kursi di ruang tunggu atau menornya dandanan petugas informasi. 

Tapi mari menyimpan cerita itu untuk lain waktu karena malam ini untukmu.

Cerita tentang kamu. 

Ya kamu yang telah menyempatkan diri dan membagi waktumu untuk berkunjung kesini. 

Saya teringat beberapa tahun yang lalu saat pertama kali mulai berbagi cerita di blog, pekerjaan yang pada mulanya adalah media bagi saya untuk mencegah stress dan berkontemplasi tentang hidup saya dan hidup orang-orang di sekitar saya tak lebih dari ruang pribadi. Hingga kalian datang dan menjadikannya rumah kalian, cerita kalian dan kisah-kisah yang melengkapi kisah yang bertunas disini.

Di saat saya merasa jatuh, membaca pesan dan apresiasi kalian senantiasa menyemangatkan. Tak jarang pesan-pesan yang kalian berikan bagi orang-orang di blog ini, pasien-pasien yang pernah saya tuliskan disini sebisa mungkin saya antarkan ke tujuannya. Dan untuk itu saya harus memberitahumu tentang betapa bahagianya mereka mengetahui bahwa di balik batas-batas yang mereka kenal, ada orang asing yang menyampaikan salam dan  mendoakan. Oh Tuhan! Seandainya saja kalian bisa melihat semburat senyum atau gelak demi gelak tawa mereka, dua hal yang tak dapat saya temukan padanan diksi sempurna untuk menggambarkannya. 

Terima kasih!

Beberapa dari kalian telah menjadi bagian dari blog ini sejak awal mula, beberapa kemudian ikut bergabung dalam bahtera maya ini belakangan dan mungkin kamu adalah satu dari mereka yang terantuk ke halaman blog ini untuk pertama kalinya.

Untuk semuanya, saya berterima kasih. Terima kasih untuk tiap aksi dan reaksi. Terima kasih untuk energi-energi positif yang telah kalian bagi.

Your life is my dream…

Satu dari kalian pernah berkata seperti itu, membuat saya lebih menghargai tiap pengalaman, tiap waktu, tiap usaha untuk mengenali bumi ini sedikit lebih baik. Kalian telah menjadi satu dari sekian banyak alasan mengapa saya menulis, mengapa saya bercerita dan mengapa saya memilih untuk mengabadikan satu dari jutaan memori di hippocampus saya dalam jurnal maya ini.

Sore ini langit Lima berkabut, jauh di timur tempat saya berdiri sekarang ribuan sinar neon dan kilap lampu mobil yang melukis jalan seakan menantang sinar bulan. Di sisi kanannya, lembar demi lembar ombak dari samudera pasifik menyelimuti bibir pantai Barranco. Saya bisa mengenali titik-titik hitam diantara buih putih sebagai puluhan peselancar yang berusaha menaklukkan lautan. Pemandangan ini sungguh megah! Dari Miraflores tempat saya berdiri sekarang, saya seolah-olah menjadi kondaktur musik dan hamparan pemandangan ini adalah lantunan indah dari orkestra yang tengah dimainkan. 

Saya seketika mulai mengetikkan cerita ini , untuk membawamu kesini bersama saya menikmati romantisme malam di Lima  dan hal-hal yang kita simpan untuk kita berdua. 

  

Dan semoga orkestra hidup senantiasa memainkan lagu indah untukmu.

24 thoughts on “Cerita Tentang Kamu. Dan Hal-hal yang Tak Terlisankan.

  1. “Your life is my dream” is trully happens for me!
    Peru udh jadi negara impian aku dari dulu, dan serasa envy juga pengen kesana grgr baca blog ini 😉
    Btw, salam kenal mas. Kata-katanya menyentuh hati. Inspiring!

    Liked by 1 person

  2. Hi kak H, dr awal blog mu ada saya baca trus, crt ttg pasien dan travelling kk bkin saya betah lama2 bacanya, saya msh trus menunggu tulisan kk ada dlm buku yg bs saya baca. Semoga ya kak. Sehat trus

    Liked by 1 person

  3. Saya baru bergabung menjadi bagian blog ini…. dan saya menyesalinya. Tapi semoga saja saya tidak terlambat untuk menikmati cerita-cerita menarik lainnya, semoga. Meski saya tahu saya sebenarnya sudah terlambat.
    Salam kenal pak dokter. Salam dari Makassar

    Liked by 1 person

  4. Lagi lagi dan lagi, selalu ingin kembali dari halaman ke halaman. Terima kasih sudah menjamu. Terima kasih sudah memaparkan sejauh yg anda lihat, Tuan. Ada semangat yg menyala lagi ketika bisa kembali kesini 🙂

    Liked by 1 person

  5. Salam kenal mas. Tulisannya sungguh menginspirasi,saat membaca kata demi kata yang mas tulis, saya seperti membaca karya sastra maestro2 sastra indonesia dulu. Berbobot :).
    Jangan hanya menikmati indahnya bumi mas, langit juga indaaah, orion belt, bintang sirius, dan aurora menunggumu :3

    Liked by 1 person

    1. Salam kenal juga.
      Haha, sy merasa minder disejajarkan dengan maestro sastra Indonesia. Tapi sy senang kalau kamu menikmati selancar mayamu dsini.

      Doakan saja semoga suatu hari sy dpt bercerita ttg bintang. 🙂

      Like

  6. “Rumah tanpa pintu,,”,tanpa sadar saya sudah berada di dalamnya, tempat berlabuh saat otak kiri berada di kadar jenuhnya, sandaran pas di saat loading kafein kedua, atau pengganti lullaby sebelum tenggelam ke fase REM,,,keep writing keep inspiring,,salam kenal,,

    Like

  7. So, thank you doc.
    Dua hari ini saya begitu bersemangat membaca kisah inspiratif anda. Berawal dari ketidaksengajaan jempol ini terpeleset hingga tiba di rumah ini.

    Tetap semangat mengabdi. Tetap semangat melukiskan senyum dan kenangan. Kami senantiasa menanti kisah-kisah ajaibmu, aksara-aksara yang selalu memercikan makna betapa hidup lebih menyenangkan dengan berbagi. Salam kenal, salam hangat dari kaki bukit pedalaman Kalimantan

    Liked by 1 person

Leave a reply to Fauzi Amiruddin Cancel reply