Saat Kita Terpilin Dalam Jaring-Jaring Kemungkinan

Satu pagi di bulan Mei saat tanah Sudan Selatan tengah membara dihantam terik dan kaki-kaki telanjang legam dan hitam tengah retak kala bercumbu dengan tanah negeri muda ini.

Sebuah surel mengisi kotak pesan saya dan menjadi awal cerita lintas benua dan masa ini…

***

Bogor – Indonesia, 7 Mei 2013 [12:47 PM] 

From   : AR Putri

To        : Me

Dear Kak Husni Mubarak Zainal,

Kami adalah siswa-siswi kelas 8 dari Sekolah Nasional Plus Bogor Raya, Bogor yang terdiri dari kelas 8A dan 8B, berjumlah 48 siswa. Kami ingin berkenalan dengan kakak melalui email ini. Mungkin Kak Husni bingung, mengapa tiba-tiba kami  menghubungi Kak Husni, yang ternyata sekarang tidak tinggal di Indonesia lagi, melainkan di Malawi, Afrika. Ada cerita di balik keinginan kami mencari jejak dimana Kak Husni berada. Cerita itulah yang mendorong kami berusaha mencari tahu dimana keberadaan Kak Husni saat ini. Agak sedikit sulit menemukan alamat email Kak Husni, tapi untunglah akhirnya kami dapat menemukannya. Begini ceritanya:

Beberapa minggu yang lalu, guru Bahasa Indonesia kami, Ibu Viany, memberikan kami artikel yang ditulis Kakak yang berjudul “Menghabiskan Malam dengan Kesederhanaan Suku Asli Papua” untuk dibaca. Tugas yang diberikan untuk kami adalah kami harus menulis sebuah cerpen imajinatif tentang kehidupan Suku Dani. Mengarang cerita itu sendiri menyadarkan kami untuk berimajinasi lebih jauh, kami juga harus berperan sebagai salah satu warga suku Dani didalam cerita kami masing-masing. Peran yang kami pilih pun beragam, seperti menjadi anak perempuan, kepala suku, isteri kepala suku, ibu tua, ibu muda biasa, anak laki-laki kecil, prajurit, salah satu anggota tim wartawan dari Jakarta dan bahkan yang paling mengejutkan adalah salah satu dari kami ada yang memilih untuk menjadi babi karena binatang itu sangat berharga bagi suku Dani.

Ketika cerita selesai kami tulis, ibu Viany menilai bahwa cerita kami sangat imajinatif dan bagus. Lalu kami menyusunnya menjadi Kumpulan Cerita Menarik Suku Dani yang difotocopy dan dijilid. Setiap orang mendapat satu kumpulan cerita fotocopy-an. Tak hanya berhenti sampai disini, Ibu Viany menyampaikan keinginannya, untuk membuat  kumpulan cerita ini menjadi buku, sehingga bukan hanya kelas kami saja yang membaca cerita menarik yang kami tulis, tetapi seluruh anak Indonesia. Kami semua senang dan menyetujui usul itu. Maka sekarang tulisan kami tersebut sedang dalam proses editing yang dilakukan oleh bu Viany dan beberapa guru kami, sebelum dicetak.

Tetapi nampaknya sangat kurang lengkap bila Kak Husni sama sekali tidak hadir dalam buku kami…karena justru pengalaman Kak Husni lah yang menjadi inspirasi dan starting point cerita imajinasi kami… Oleh karena itu, kami mohon Kak Husni bersedia menulis beberapa paragraf sebagai “opening” bagi buku kami…

Mungkin Kak Husni tak pernah menyadari bahwa pengalaman Kak Husni itu telah menjadi inspirasi kami dalam menulis. Dan kami juga ingin tulisan kami dapat menjadi inspirasi bagi banyak anak Indonesia.

***

Kamp Pengungsian Doro – Sudan Selatan, 7 Mei 2013 [10:42 PM]

From   : Me

To        : AR Putri

 Halo Annisya dan teman-teman dari kelas 8 Sekolah Nasional Plus Bogor Raya.

Salam kenal dan selamat siang.

Jujur saya berkata membaca emailnya siang-siang begini diteriknya cuaca Afrika seketika membuat teduh. Karena sudah lama rasanya tidak membaca susunan aksara dalam bahasa Indonesia yang dikhususkan ke kotak maya ini. Terima kasih ya!

Sungguh saya tidak tahu harus berkata apa, email kalian layaknya hadiah natal yang datang lebih cepat dari Desember, indah dan mengejutkan! Saya pun tidak pernah menyangka sebelumnya tulisan saya yang sederhana bisa berlayar jauh hingga ke ruang kelas kalian di Bogor sana. Untuk itu salam hormat dan terima kasih saya haturkan kepada guru kalian Ibu Viany. 

Pengalaman saya mengisi hari dan menghabiskan malam dengan Suku Dani boleh dikata salah satu pengalaman terbaik yang pernah saya alami. Papua jauh dari segenap penggambaran saya, pulau itu indah dan menyimpan banyak pesona. Dan sekarang walau hanya imajinasi kalian yang menjelajah Bumi Cendrawasih, saya berdoa semoga kelak kalian pun dapat menjejak langkah di tanah Papua.

Paparan Annisya membuat saya sungguh tertarik membaca cerita-cerita kalian, penasaran dengan bagaimana kalian menjahit imajinasi menjadi sebuah rumah kata berisi cerita indah. Di usia kalian yang masih terbilang muda, saya salut dengan kemampuan kalian menulis.

Masing-masing dari kalian adalah Tuhan bagi aksara yang kalian tulis, dunia yang kalian ciptakan dan harapan yang kalian jabarkan. Untuk itu sebuah salam hormat saya haturkan kepada kalian dan seandainya tangan saya dapat menjangkau keluar dari layar komputer ini, sungguh saya ingin memeluk dan menyalami kalian satu-persatu!

Kalian meminta saya menuliskan beberapa paragraf sebagai pembuka? Bagi saya, tak ada kehormatan yang lebih tinggi lagi dari itu. Walau saya bukanlah penulis yang baik, tapi menjadi bagian dari kumpulan cerita kalian mungkin bakal menjadi salah satu hal paling ajaib yang pernah terjadi dalam hidup saya.

Untuk kepercayaannya, sekali lagi saya haturkan banyak terima kasih.

Saat ini saya tak lagi menetap di Republik Malawi, perjalanan saya di selatan Afrika telah berakhir. Sekarang saya sedang menjelajah timur Afrika, mengabdi di negara termuda di dunia; Republik Sudan Selatan, tapi tak lama lagi saya akan kembali ke Indonesia. Dan semoga saja rangkuman cerita kalian telah dapat saya genggam dalam bentuk nyata saat itu.

 Sekali lagi terima kasih buat kalian, it just made my day! 

Salam hangat dari benua gelap.

 Regards;

H

***

Bogor – Indonesia, 14 Mei 2013 [4:30 PM]

From   : AR Putri

To        : Me

Selamat siang, Ka Husni.

Terimakasih atas jawaban yang cepat dari Ka Husni. Kata-kata Kakak yang sangat puitis membuat kami terharu dan semakin yakin bahwa Kakak adalah seorang penulis sejati.

Melalui e-mail ini, kami ingin menceritakan kepada Kakak sedikit tentang rencana menerbitkan buku kami. Kita semua sedang bekerja keras untuk menyelesaikan buku ini. Teman-teman yang lain sedang menggambar tangan untuk 48 cerita yang berbeda dan guru-guru kami juga sedang mengecek semua tulisan kami sebelum dikirim ke penerbit.

Terimakasih sekali lagi untuk Kak Husni yang sudah membantu kami selama semua proses ini. Salam hangat dari kami, Terimakasih juga sudah menjadi inspirasi bagi kami semua J

 Regards,                                                                                                                                          

Siswa-siswi kelas 8 Sekolah Bogor Raya (angkatan 2012-2013) 

 ***

Kamp Pengungsian Doro – Sudan Selatan, 15 Mei 2013 [02:33 AM]

 From   : Me

To        : AR Putri

Selamat malam teman-teman di kelas 8.

 Terima kasih sudah mengabarkan tentang perkembangan janin buku kalian, semoga semuanya dapat berjalan lancar. Saya disini pun tidak sabar menanti kelahirannya!

Haha saya bukan seorang penulis, sederhananya sekadar orang yang senang dengan aksara dan tulisan. Bagi saya, kalian jauh lebih hebat karena telah melahirkan sebuah manuskrip cerita bukan?

Kalau begitu, saya akan menunggu draft kalian, membacanya dan kemudian menulis sesuai permintaan kalian.

Sayangnya saya belum dapat kembali ke Indonesia saat Agustus nanti. Tetapi tentunya di dunia yang tanpa batas ini, jarak bukanlah masalah.

Oh iya, seandainya kalian berkenan, bisakah saya menulis tentang pengalaman kita ini di blog saya?

 Terima kasih dan salam buat semua teman-teman di kelas 8!

 Regards;

H

PS: All of you looks good in the pictures!

 

***

Bogor – Indonesia, 15 Mei 2013 [04:28 PM]

 From   : AR Putri

To        : Me

Selamat sore kak,

Wah, kami semua juga tidak sabar supaya Kakak cepat-cepat membaca kumpulan cerita kami. Terima kasih Kak, kami semua tidak akan bisa melakukan semua ini jika tidak terinspirasi dari Kak Husni sendiri. Kami semua setuju bahwa Kakak boleh menulis bebas. Jika kakak sudah tiba di Indonesia nanti, berkunjunglah ke sekolah kami, kami semua pasti akan senang sekali.

Tentu boleh, kak! We feel very honored. Jujur, aku sendiri suka sekali dengan semua tulisan di blog Kakak. Aku bisa membaca blog Kakak sampai berjam-jam, your stories are very inspirational. I hope someday, I can help people out there like what you’re doing right now in Africa.

 ***

Bogor – Indonesia, 4 Juni 2013 [10:55 AM]

From   : AR Putri

To        : Me

Dear Kak Husni, 

 Ini adalah draft kami, silahkan Kakak baca.

Kami belum bisa menerbitkan kumpulan cerita kami karena kami belum menemukan penerbit yang tepat. Mudah-mudahan buku ini akan diterbitkan tahun ajaran baru nanti. Kami masih berharap Kak Husni sudah kembali ke Indonesia nanti.

***

Jogjakarta – Indonesia, 09 Februari 2016 [05:07 PM]

Hampir tiga tahun berlalu sejak percakapan terakhir saya dengan Annisya, dan 117 halaman manuskrip cerita yang ditulis oleh 48 orang anak di satu sekolah di Bogor itu pun terpendam sekian lama. Saya membacanya beberapa hari yang lalu dan masih menemukan semangat yang sama dengan kali pertama saya membaca manuskrip mereka dibawah pohon Banyan satu pagi di Sudan Selatan.

Tak habis rasa takjub tatkala menyusuri rangkaian demi rangkaian cerita di sana. Satu bonggol cerita yang saya kisahkan tentang desa jauh di pelukan lembah Wamena di tangan mereka membelah menjadi 48 kompleks kisah yang berbeda. Cerita mereka laksana kumparan biji besi yang menari ritmis dibawah tuntunan magnet pelekat, begitu rapi dan terpilin dalam tatanan diksi sederhana namun elok untuk dibaca.

Tak jarang saya tersenyum-senyum sendiri dibuatnya, ketika mereka yang menjelma menjadi Abraham si prajurit desa, Vedorika si gadis pemalu hingga Martin si babi buntal bercerita tentang orang asing (baca: saya) yang memasuki babak petualangan baru di kampung mereka. Sungguh ajaib rasanya menjadi bagian dari sebuah semesta tulisan!

Dan sore ini, kala hujan turun layaknya dirapal mantra saya tiba-tiba teringat pada mereka.

From   : Me

To        : AR Putri

Halo Annisya dan teman-teman di kelas 8, apa kabar kalian?

Hampir tiga tahun berlalu dan mungkin seharusnya saya tak menyebut kalian kelas 8 lagi, sebab pastinya kini kalian tumbuh dan ruang kelas dimana kali pertama kalian menghubungi saya tak lagi cukup untuk menampung ide-ide besar kalian.

Apabila hitung-hitunganku tepat, seharusnya kalian kini telah duduk di kelas 11 bukan? Apakah kalian masih sekelas? Ataukah kalian telah tersebar seperti potongan-potongan puzzle yang diacak bebas? Membayangkan kalian masih terhubung satu dan lainnya membuat saya tersenyum simpul.

Satu sore beberapa hari yang lalu, dalam perjalanan kereta dari Solo menuju Jogjakarta saya terlibat perbincangan dengan rekan saya tentang surat dan cinta. Dua elemen yang merumuskan roman dan juga elegi. Ia bercerita tentang surat cinta yang diterimanya (dua sebenarnya) dan saya memperkenalkannya pada kisah kalian. Cinta mungkin bukan elemen dalam cerita kita, tapi surat menjadi penghubung dan aksara menjadi perekat kita.

Perjumpaan kita di dunia maya membuat saya membayangkan Tuhan yang menjelma menjadi seekor laba-laba dan memilin kita bersama dalam satu jaring kemungkinan maha besar, tampak acak tapi sejatinya adalah bagian dari algoritma suci yang menyimpan pesan dan alasan. Dan dari kisah-kisah kalianlah saya belajar akan begitu kuatnya ide dan gagasan sehingga ia mampu melawan laju waktu dan tetap bersemayam dalam kenihilan dan menjadi abadi.

Menyentil waktu, saya masih menunggu masa dimana cerita kalian akhirnya dapat dibaca oleh lebih banyak orang dalam bentuk buku atau datangnya kesempatan untuk cerita kalian dapat diakses secara digital, tentunya itu masih menjadi sebuah kemungkinan besar bukan? Dan untuk masa itu saya akan duduk tenang, melipat tangan dan menunggunya.

Kesempatan mungkin belum berpihak pada saya untuk berkunjung ke sekolah kalian, tetapi kemungkinan masih mengalir panjang dan siapa tahu di hilir berikutnya kita bertemu dalam ruang dan waktu yang bersinggungan.

Salam;

H

FullSizeRender.jpg

***

11 thoughts on “Saat Kita Terpilin Dalam Jaring-Jaring Kemungkinan

      1. Bentar….jadi Annisya dkk blm menghubungi kak Husni lagi? Kenapa bukan kak Husni yg menghubungi duluan?

        Like

  1. Ini bukan cerita sedih… tapi saya dibuat takjub dan terharu dibuatnya. Kamu dan anak anak itu adalah inspirasi, bagi saya dan mungkin bagi orang orang yg telah membaca.
    Apakah email kak Husni itu untuk annisya itu sudah dibalas ? Saya sungguh penasaran dengan balasannya.

    Liked by 1 person

  2. Welcome back doc! Saya masih ingat beberapa tahun lalu ketika saya pertama kali berkunjung ke blog ini. Saya menghabiskan berjam-jam membaca dan seolah-olah wiissss saya terbang keliling dunia. Tetap menulis ya Doc. Semoga selalu sehat dan dalam lindunganNya 😊

    Liked by 1 person

Leave a comment