Saat tunas mimpimu mati, tanah tempatnya tumbuh senantiasa abadi. Maka tanamlah lagi dan lagi…
quote
Aljabar menjabarkan kepastian, seperti sahihnya satu ditambah satu adalah dua dan sahihnya deret fibonacci yang tak akan pernah menemui bilangan terakhirnya.
Aljabar berbanding terbalik dengan hati manusia yang kadarnya akan selalu berbeda tergantung siapa dan apa pembandingnya. Kita senantiasa meragu akan rumusan perasaan, salah satunya saat merumuskan pasangan yang tepat.
Tapi seorang karib saya pernah berkata, bahwa hati manusia tak ubahnya sebuah rumusan aljabar yang memiliki nilai pasti.
“Dia yang tepat adalah dia yang menjadi tempat kamu bisa menjadi kamu yang sebenarnya dan menerima kamu apa adanya…”
Dan mungkin sekarang satu-satunya yang saya butuhkan adalah; berhitung…
Seandainya saja rasa senang dan bahagia bekerja layaknya virus paling mematikan di dunia. Saya berkenan terjangkiti dan tak segan menularkan.
Karena rasanya tak ada yang lebih membahagiakan dibanding membahagiakan orang lain.
Seringkali saya memaku erat-erat harapan di dalam benak saya. Walaupun saya sendiri mahfum bahwa layaknya dua sisi mata uang, senantiasa ada kesempatan serta kekecewaan yang saling bersisian bersamanya.
Sebutlah saya seorang pemimpi tapi saya percaya bahwa untuk semua harapan dan cita yang tertuang di dalam doa, diluar sana akan selalu ada manusia lain yang setia mengamini. Dan untuk semua doa serta cinta yang terucap di dalam diam, percayalah Tuhan Maha Mendengar…
Saya pernah jatuh cinta, kepada sepasang bola mata hitam dan rambutnya yang kelam serta pada sebaris senyum hangat di wajahnya yang menenangkan. di sudut matanya saya menyimpan rindu, saat dia memanggil nama saya ataupun tiap kali jari-jemari kami bertaut membelenggu, saat dia menyapa melalui barisan aksara ataupun saat kami bertukar sapa melalui suara.
Saya pernah jatuh cinta, saya senantiasa jatuh cinta…
Dan seandainya kita ditakdirkan untuk tidak bersama, semoga Tuhan berkenan menyematkan waktu sedikit lebih lama, kemudian lebih lama dan lebih lama lagi…
Love is our laugh that linger after a burden anger
Kamu layaknya sebutir partikel neutron yang menunggu proton penyempurnamu dan aku hanyalah sebutir zarrah bernama elektron yang mengelilingimu tanpa pernah dapat menyentuhmu…
Bawalah dirimu mengelilingi dunia, tapi tetap tunjukkan jiwamu untuk Tuhan dan Indonesia!
Aku menggantung kenangan tentangmu di ujung-ujung tali sepatuku. untuk menemani tiap langkah, ke sudut bumi manapun yang aku tuju…
You must be logged in to post a comment.