Maban County; Day before The Rain Starts…


Saat kita sedikit saja mau membuka mata, banyak hal diluar sana yang mampu di tangkap jutaan sel retina. Sekecil barisan semut yang berjalan dalam satu kesatuan aksis sempurna ataupun sebesar lukisan mega mendung yang menghias langit hingga ke ujung cakrawala.

***

Sehari sebelum hujan turun di negeri ini untuk pertama kalinya, mobil saya melintasi desa Bunj; Daerah tertandus yang pernah saya jumpai dalam hidup saya. Saking keringnya, sumur-sumur bor tercanggih pun tak mampu menjumpai air di tanah ini. Anehnya, suku yang mendiami daerah ini tak sedikit pun bergeming untuk berpindah, tak perduli bahwa tak ada satu pun entitas kehidupan yang dapat tumbuh dari tanahnya. Bagi mereka tanah ini adalah rumah, tempat di mana akar pohon kehidupan mereka menancap kuat…

Pernah sekali saya bertanya kepada salah satu sheik disana, bagaimana mereka dapat bertahan hidup di tempat ini. “We get used to it, just be patient. God won’t testing his servant more than what they can cope” jawabnya. Walaupun itu berarti mereka harus berjalan jauh untuk mencapai air ataupun bermandikan sengat matahari Sudan Selatan lebih banyak dari tempat yang lain. Sungguh kemampuan manusia untuk beradaptasi dan bersabar, membuat saya sering tercengang.

Mereka menggembala domba-domba mereka ke tengah padang, kemudian mengantarkannya ke anak sungai Nil yang melintasi daerah ini setiap harinya. Saya tak ingin membayangkan sejauh apa defenisi jauh mereka. Karena sejauh mata saya mampu memandang dan langkah saya mengeksplorasi, tak ada jejak kehidupan ataupun liukan anak sungai yang pernah saya temui. Continue reading

Hujan Pertama di Sudan Selatan

Doro Refugee Camp, 7 May 2013 [04:33pm] 

Rintik hujan pertama sejak saya berdiam di negeri ini, akhirnya menyentuh bumi…

***

Mungkin panas negeri ini telah membuat saya lupa bahwa matahari pun kadang memilah waktu untuk bersinar, memberi sedikit jeda bagi selaput awan pekat untuk menghias langit. Mungkin panas negeri ini juga yang telah membuat saya lupa, bahwa manusia tak selamanya harus berusaha tampak kuat, bahwa mereka yang berselisih tak selamanya harus benar, bahwa hidup tak selamanya memberikan kebahagiaan dan bahwa tidak semua mimpi dapat diraih.

Kemudian hujan datang, menyadarkan saya bahwa selalu ada kesempatan di setiap kesulitan, selalu ada tawa dalam drama satir kehidupan dan selalu ada pelajaran untuk direkam dalam jejak masa. Oleh karena itu saya menyenangi hujan…

Hujan datang bersama perubahan, seperti rintiknya yang menggerakkan partikel-partikel pasir di tanah menjadi sebentuk kawah kecil. Seperti semilir anginnya yang meneduhkan dan membuat waktu di negeri ini yang berlari menjadi sedikit melambat. Seperti kumparan awannya yang tak berhenti bergerak melukis kilat dan menabuh guntur di negeri yang tak pernah tenang ini. Continue reading