Begini awal mulanya…
Di suatu petang di bulan November, di tengah perjalanan panjang trans-liberia yang tengah saya tempuh, rombongan kami berhenti sejenak di sebuah desa bernama Lombe. Kala itu kami berniat melewatkan sebuah pekan di pulau Tiwai, sebuah pulau besar di tengah-tengah sungai Moa yang melintasi Sierra Leone, Liberia dan berakhir di delta niger – Nigeria.
Pulau Tiwai menjadi salah satu dari sedikit destinasi alam liar yang dapat dijangkau dengan jalan darat dari kota tempat saya bermungkim. Sejak dahulu, Tiwai telah dikenal sebagai daerah suaka bagi primata. Pulau yang luasnya tak lebih dari dua lapangan bola menjadi rumah bagi sebelas jenis primata dan great apes. Peneliti eropa sejak awal tahun 50an menasbihkannya menjadi salah satu daerah dengan kekayaan primata terbesar di dunia.
Tiwai menjadi rumah bagi monyet Diana yang langka, menjadi ekosistem alami bagi monyet Kolobus Merah beserta koloninya dan juga tempat persembunyian Chimpanzee Hitam Afrika yang semakin sulit ditemui.
Saya menyebut Tiwai sebagai daerah suaka, tempat perlindungan bagi primata yang terancam punah, sungai Moa yang lebar serta buaya-buaya Nigeria yang mendiaminya menjadi pelindung alami para primata dari pemangsa utama mereka; Manusia. Continue reading
You must be logged in to post a comment.