Indian Ocean, 7 July 2013 [10:56am]
Debur ombak, angin barat yang membakar, bau garam, lautan biru tak berujung. Saya pulang!
***
Manusia dan laut senantiasa memiliki hubungan yang unik, setidaknya itu menurut saya. Manusia dan rasa keingintahuannya berusaha menjelajahi laut, mencari tahu apa yang ada di balik horizonnya. Dibangunnya kapal-kapal besar dari batang kayu terkuat, di bentangkannya layar-layar terlebar dari rajutan kain-kain terbaik. Tapi pada akhirnya manusia tak pernah dapat menaklukkan lautan, para pelaut pun bergantung pada bintang sebagai penunjuk arah, atau bias cahaya merkusuar dari daratan terdekat. Di hembusan angin barat dan timur yang silih berganti mereka meletakkan harapan, berharap angin memeluk layar-layar mereka dan mengantarkan hingga tiba di haribaan tujuan
Manusia sebagai entitas tercerdas di bumi pun tidak dibekali dengan kemampuan untuk hidup di air, yang sayangnya menjadi daerah terluas di planet biru ini. Agama-agama Samawi turut bercerita tentang Musa yang mampu membelah lautan ataupun Isa yang dibekali kemampuan untuk dapat berjalan di atas air. Tapi tampaknya hanya mereka, dua manusia istimewa dari miliaran penduduk daratan yang dikisahkan memiliki kemampuan seperti itu, tapi saya yakin, ada jutaan orang lainnya yang berharap diberi mukjizat yang sama. Continue reading
You must be logged in to post a comment.