Tidak, saya sedang tidak menyampaikan retorika bukan pula berusaha memberimu sebuah pertanyaan filsuf yang mungkin kau temukan jawabannya saat membuka kitab-kitab suci Plato.
Saya sekadar meresonansi sebuah kalimat tanya yang terbersit di dalam otak saya. Pertanyaan itu pun tidak pernah terlintas sebelumnya mengingat surel secara harfiah tidak memiliki massa untuk dapat memberi sebuah rasa.
Pertanyaan itu hadir mengikuti jawabannya saat satu sabtu yang lalu kotak email saya menampilkan sebuah surat dari rekan di benua hitam.
“We are close to win the war Husni, all I can think is how much you want to be here now to end it…”
Pipi saya memerah dan berbagai macam perasaan menggelegak keluar, rasa iri pun bercampur rasa senang, rasa lega bercampur rasa iba, rasa tenang bersinggungan dengan rasa gelisah. Ebola yang menjadi mimpi buruk kami berbulan-bulan lamanya, perlahan mulai kalah.
Saya merasa tertampar tak bisa turun tangan bersama rekan-rekan saya di garis depan melawan salah satu virus paling mematikan di dunia ini.
***
You must be logged in to post a comment.