Promise and Its Paradox

Doro Refugee Camp, 10 August 2013 [02:18am]

“Kata bukanlah benda yang dapat dipegang, tapi mampu mengikat lebih kuat dari tali kekang kuda-kuda perang.” Ayah saya pernah berpesan…

Saya ingat, kalimat itu dilontarkannya saat saya dengan jumawa berjanji akan menempati ranking satu sebelum saya tamat di sekolah menengah. Ayah saya kemudian tak pernah menagih janji, tapi diamnya membuat hati saya senantiasa risau saat pengumuman juara kelas tiap satu cawu berakhir.

Saya yang licik senantiasa mencari pembenaran saat ayah saya menanyakan rangking berapakah saya di cawu ini. Dia tak pernah mempersalahkan, tak pernah mencibir pun memarahi saat janji saya sekali lagi tak mampu saya tepati. Kemudian seiring waktu saya pun paham bahwa kata bukanlah benda yang dapat dipegang, mampu mengalir jauh melintasi rentang masa, tak terkikis, tak berubah, tak dapat di putar arah apalagi dibalikkan…

Cawu terakhir di sekolah menengah pun datang dan beruntung janji berat yang terucap di kala awal akhirnya mampu saya tepati, saya menempati rangking satu di tahun terakhir itu. Rasa bangga meluap dengan hebat, bukan karena saya menjadi juara kelas tetapi karena akhirnya janji yang terucap purna sudah.

Sejak saat itu saya tak senang mengumbar janji. Berjanji layaknya mengikat dengan simpul mati, tak terpatahkan hingga menjadi kenyataan. Saya pun berusaha tak berjanji, karena takut akan mengingkarinya nanti. Bagi saya janji layaknya palapa yang dipantangkan Gajah Mada, tak akan saya ujarkan seandainya tak mampu saya lakukan.

Tapi kemudian, di tempat ini saya sangat ingin berjanji…

Saya berharap tangan saya mampu berbuat lebih banyak, agar saya mampu merengkuh jari-jemari mungil yang terlentang di dipan kayu malam ini. Saya berharap Tuhan berkenan sedikit saja membagi lebih banyak ilmu dan kemampuannya, agar saya mampu mengubah keadaan dan merentangkan lebih banyak kemungkinan baik, menyelamatkan lebih banyak nyawa dan membusurkan lebih banyak senyum di tanah tanpa masa depan ini.

Saya berharap saya mampu berjanji, memeluk tiap tubuh-tubuh mungil nan ringkih dan berbisik ke telinga mereka bahwa semua akan baik-baik saja, bahwa mereka boleh tertidur sekarang dan penyakit ini hanya mimpi buruk semalam.  Seandainya saja saya mampu berjanji…

***

Tiap kali saya kehilangan sebuah nyawa, saya senang mempertanyakan mengapa…

Saya kemudian akan mencoba menganalisa hal-hal lain yang mungkin dapat saya lakukan, mencari tahu tiap cela kecil kesempatan yang mungkin saya lewatkan. Saya tahu saya tak akan mampu memutar waktu, tapi saya percaya kisah dan sejarah kadang berputar layaknya bianglala. Manusia belajar dari pengalaman, berserah pada kelemahan saat mereka di titik terendah, merengkuh semua pelajaran saat tangan mereka mampu menggapai titik aksis terjauh dalam hidup dan menyadari bahwa saat mereka menyentuh dasar terendah tak ada pilihan lain selain kembali naik ke atas.

Kemudian pelan tapi pasti kembali mulai mendaki sedikit demi sedikit, menuju titik puncak tertinggi, tempat dimana kita mampu melihat kehidupan dengan lebih lapang, memandang sesuatu dengan lebih menyeluruh dan akhirnya mampu menerima segala sesuatunya dengan lebih terbuka. Saya berharap, semoga saja saat waktu dan sejarah berulang saya ingin saya lebih siap menghadapinya, berusaha menutup celah bagi kesalahan yang sama untuk berputar kembali dan menerima bahwa banyak hal dalam hidup ini yang tak akan mampu saya rengkuh ataupun penuhi dan untuk itu saya harus belajar mengiklaskan.

Mungkin selamanya saya tak akan mampu berjanji kepada jiwa-jiwa kecil ini,  bahwa semuanya akan baik-baik saja, bahwa ini hanyalah mimpi buruk semalam saja. Tapi yang pasti saya akan senantiasa disini, semampu keilmuan saya dan selama waktu mengizinkan. Saat hal yang baik dan buruk terjadi, setidaknya mereka tidak pernah sendiri…

***

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s